Indonesia di Mata Investor AS: Pasar Besar, tetapi Ada Sejumlah Tantangan

Tipe Dokumen : Artikel Hukum
Penulis : Muhammad Samsul Hadi
Tempat Publikasi : Jakarta
Tahun Publikasi : 2024
Sumber : Kompas
Subjek : Indonesia di Mata Investor AS: Pasar Besar, tetapi Ada Sejumlah Tantangan
Bahasa : Indonesia
Bidang : Hukum Ekonomi
Media : Kompas
Deskripsi : Berita ini menyoroti lawatan pertama Presiden Prabowo Subianto ke China dan Amerika Serikat pada November 2024. Kunjungan ini menggarisbawahi sikap politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif di tengah rivalitas dua negara adidaya tersebut, sekaligus menampilkan hubungan strategis Indonesia dengan keduanya. Berikut adalah ringkasan isu-isu utama: 

Kunjungan ke China 

  1. Kesepakatan Ekonomi Besar 

Dalam kunjungan ke China, Indonesia berhasil mencapai kesepakatan kerja sama ekonomi senilai 10 miliar dolar AS (sekitar Rp156 triliun), yang diumumkan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). 

  1. Efektivitas Diplomasi Ekonomi
    Kesepakatan tersebut menunjukkan kemudahan Indonesia dan China dalam menjalin kerja sama ekonomi. 

 

Kunjungan ke AS 

  1. Tidak Ada Kesepakatan Resmi 

Dalam kunjungan ke AS, meskipun Presiden Prabowo bertemu dengan pemimpin perusahaan besar dalam forum seperti The United States-Indonesia Society (USINDO), tidak ada dokumen kerja sama ekonomi yang ditandatangani. 

  1. Optimisme dan Tantangan 

Prabowo menyampaikan optimismenya terkait kontribusi perusahaan AS di Indonesia, meski ada tantangan seperti transparansi regulasi dan proses birokrasi yang dianggap masih kurang. 

  1. Pandangan Investor AS 
  • Investor AS melihat potensi besar Indonesia, terutama dari sisi demografi dan pasar domestik yang besar. 
  • Namun, mereka juga mengkhawatirkan risiko ekonomi dan stabilitas politik jangka panjang, serta kurangnya transparansi regulasi.